Tanggamus (RL) – Keterbatasan Budi Purwanto (38) warga Pekon Tanjung Anom, Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus untuk membiayai pengobatan anaknya Sevila Latifa Anggraeni usia 5 tahun membutuhkan uluran tangan kita semua.
Disampaikan Kefri (37) salah seorang warga Pekon Tanjung Anom selama ini Budi Purwanto sudah pernah menceritakan prihal sakit yang diderita oleh anaknya. Budi Purwanto sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membiayai pengobatan anaknya tersebut, baik secara medis maupun pengobatan alternatif.
Sampai saat ini keterbatasan Budi Purwanto membutuhkan uluran tangan karena anaknya Sevila tengah dirawat di RSUD Kabupaten Pringsewu. Dikarenakan keterbatasan biaya dan tidak adanya BPJS kesehatan menjadi kendala Budi Purwanto untuk membiayai pengobatan putrinya tersebut.
“Pak Budi, terkendala keterbatasan biaya dan belum memiliki BPJS, dan terpaksa untuk pengobatan semampunya. Bahkan saat dibawa ke RS di Pringsewu, kita sebagai tetangga tidak dikasih tahu, kami baru mengetahuinya dari Medsos facebook, ada postingan open donasi gadis mungil Sevila Lativa Anggraeni (5) asal Pekon Tanjunganom,” kata Kefri Susilo.
Lanjutnya, kami langsung inisiatif adakan penggalangan dana di mulai dari sesama kawan-kawan kerja dan setelah terkumpul nantinya akan kami serahkan langsung ke pak Budi Purwanto, ungkapnya.
Dilansir dari sumber-sumber realitalampung.com, saat ini kondisi gadis kecil yang cantik itu tengah menjalani dirawat di RSUD Pringsewu dalam kondisi memprihatinkan karena demam dengan panas tinggi, kejang, lumpuh dan tidak sadarkan diri. Karena tidak ada biaya dan BPJS yang belum diurus menjadi kendala bagi orang tua anak tersebut untuk pengobatan terbaik bagi anaknya.
Awal mulanya, menurut sunber sekitar 6 bulan yang lalu, ketika bermain dengan kawan-kawan sebayanya, dia terjatuh, awalnya masih bisa bermain dan beraktifitas seperti biasa, walaupun tampak ada sedikit tonjolan dipinggulnya, suatu hari saat sedang bemain tiba-tiba, Sevila kembali terjatuh lemas dan tidak bisa berjalan kembali.
Berbagai macam usaha telah ditempuh oleh kedua orang tuanya, baik alternatif maupun medis demi kesembuhan sang buah hati meski sebatas kemampuan keluarga tersebut.
Namun karena mahalnya biaya dan akan membuat BPJS sesuai alamat KTP, terpaksa saat ini mereka pulang ke kampung halamannya di Pekon Tanjung Anom, Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus yang sebelumnya tinggal di Tanggerang.
Selanjutnya pengobatan Sevila hanya dibawa ke alternatif untuk dipijat. Sampai suatu hari tonjolan yang ada di pinggul dan leher Sevila malah semakin membesar ditambah panas tinggi dan diare.
Hingga berita ini ditanyangkan pihak pemerintah pekon setempat belum bisa dikonfirmasi untuk memberikan tanggapan ada warganya yang membutuhkan uluran tangan tersebut. (Budi WM)
Komentar