oleh

Puluhan Tahun Tinggal Dirumah Tidak Layak Huni, Saptinah Tidak Tersentuh Bantuan

Realita Lampung – Seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Kota Bandar Lampung tidak tersentuh bantuan apapun sampai bantuan untuk warga yang terdampak coronavirus disease 2019 (Covid-19) dia juga tidak masuk dalam data penerima bantuan. 

Ibu rumah tangga yang bernama lengkap Saptinah berusia 61 tahun ini tinggal bersama seoang anaknya yang tidak lagi bekerja semenjak masa pandemic Covid-19 di rumah mereka di kawasan Jalan Raden Imba Kesuma Ratu, Lingkungan I, Rukun Tetangga (RT) 005, Kelurahan Sumber Rejo Sejahtera, Kemiling, Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

Ibu Saptinah ketika ditemui di rumahnya tersedu-sedu menangis karena tidak pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah, foto: realitalampung.com

Menurutnya (Saptinah) semenjak masa pandemic dirinya menjadi tulang punggung keluarga karena anaknya tidak lagi bisa membantu dirinya. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga khususnya kebutuhan sehari-hari dirinya harus meminit uang Rp800 ribu dari upah yang ia dapatkan setelah bekerja selama satu bulan.

Dikatakannya, sejak delapan tahun lalu dia hanya tinggal berdua bersama anaknya karena suaminya telah meninggal dunia 8 tahun yang lalu. Sejak itu dirinya mulai bekerja sebagai ART dengan upah perbulan yang dia dapatkan sebesar Rp800 ribu. 

Kondisi rumahnya khususnya dibagian belakang (dapur) yang terbuat dari bambu itu ketika musim hujan turun selalu kebanjiran. Dengan kondisi ini Saptinah mengungkapkan dirinya tidak pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah baik itu melalui program bantuan non tunai pemerintah (BNTP) dan bantuan sosial tunai (BST) bahkan pembagian beras pun dirinya hampir luput dari jangkauan sebagai penerima.

Diiringi tangis Saptinah menuturkan, dirinya berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah baik itu BNTP, BST dan lainnya. Namun sayangnya dia tidak pernah terdata sebagai penerima alokasi bantuan-bantuan tersebut walaupun sudah pernah di minta oleh pihak pamong setempat data anggota keluarganya.

“Sedih kalau ada orang dapat bantuan, miris hati saya, kok saya tidak dapet, bagi dia kurang miskin apa saya ini. Bantuan beras saya baru dapet tiga kali katanya sudah lima kali,” ungkap Saptinah dengan isak tangis ketika ditemui media ini dikediamannya, Minggu 11 Oktober 2020.

Dia kembali menyampaikan, bahwa penghasilan dirinya selama satu bulan hanya Rp800 ribu itu cukup tidak cukup ya harus dicukup-cukupi karena hanya itu yang ia punya. Untuk itu dia penuh pengharapan bisa mendapatkan alokasi bantuan dimasa pandemi ini karena kondisi kediamannyapun (Rumah) bisa terbilang tidak layak huni itulah tempat tinggal dirinya bisa mendapatkan perbaikan. 

“Mohon bener dengan petugas atau pun Pemerintah untuk membantu perekonomian saya, selama ini saya tidak pernah dapat bantuan, hanya dapat bantuan beras lima kilo dari wali kota selainnya itu tidak pernah dapat bantuan,” ungkapnya. (***)

Komentar