oleh

Karya Anak Bangsa, ‘GeNose’ Alat Deteksi Covid-19 Sudah Mendapat Izin Edar

Realita Jakarta – GeNose C-19 bisa mendeteksi virus corona dari hembusan nafas seseorang. Alat buatan Universitas Gadjah Mada itu sudah dapat izin edar.

Sebelumnya, alat pendeteksi Covid-19, GeNose C19 ciptaan Universitas Gadjah Mada, dan CePAD karya Universitas Padjajaran akan diproduksi massal. Khusus GeNose C19, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) menargetkan akan memproduksi 5.000 unit pada Februari, kemudian meningkat 10.000 pada Maret, dan 30.000 hingga 40.000 per bulan berikutnya.

Menko PMK Muhadjir Effendy menyosialisasikan GeNose C19 karya tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada. sumber foto: CNN Indonesia/ANTARA FOTO.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek), Bambang Brodjonegoro mengatakan, konsorsium bisa memproduksi alat screening Covid-19 ini dalam jumlah besar, tetapi itu tergantung pada permintaan pasar. Untuk itu, ia mengimbau seluruh pemangku kepentingan yang melakukan pelacakan kasus Covid-19 dengan screening awal untuk menggunakan produk buatan anak bangsa ini.

“Kuncinya sekarang di demand atau permintaan. Jadi kami imbau berbagai pihak yang punya kewenangan untuk melakukan tracing atau pelacakan kasus Covid-19, supaya pengadaan alat-alatnya mengutamakan produk buatan Indonesia sendiri,” kata Bambang saat penyerahan kedua produk inovasi tersebut kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Kantor Kemko PMK, Kamis (7/1/2021) lalu.

Genose C19 buatan UGM merupakan alat pendeteksi virus corona lewat hembusan napas. Proses pendeteksian cenderung cepat. sumber foto: CNN Indonesia/ANTARA FOTO.

Bambang mengatakan, konsorsium yang tediri dari lima perusahaan akan melakukan produksi massal. Kemristek memberi dukungan dengan mencarikan industri untuk memprodiksi dalam jumlah lebih banyak lagi tetapi dengan standar yang terjaga.

Bambang minta agar penggunaan alat-alat rapid test Covid-19 mendahulukan inovasi dalam negeri. Tugas Kementerian Kesehatan (Kemkes), Satgas Covid-19 dan KPCPEN adalah memasukkan GeNose C19 dan CepaD sebagai alat screening cepat atau rapid test resmi untuk Covid-19.

Jadikanlah sebagai bagian dari pelacakan (tracing) kasus yang resmi diakui. Dengan ditetapkan secara resmi, akan jadi rujukan semua pihak untuk menggunakan alat ini.

“Begitu masuk daftar, itu akan mendorong pemakaian yang lebih besar. Kalau sudah masuk daftar, banyak sekali order datang dari berbagai pihak terutama swasta dan daerah. Tapi harus dinyatakan bahwa ini adalah yang resmi,” kata Bambang.

Bambang mengatakan, GeNose C19 bisa dipergunakan di tempat yang tingkat trafik atau mobilitas orang tinggi, seperti stasiun kereta, terminal bus, dan bandara. Juga perkantoran, pabrik, dan tempat keramaian seperti pusat-pusat perbelanjaan.

Screening dengan GeNose disarankan dilakukan setiap hari. Untuk perkantoran misalnya,bisa dilakukan setiap hari bagi para karyawan sehingga semua orang yang bekerja di dalam kantor mengetahui statusnya negatif. Ini sangat memungkinkan karena karena cara kerja GeNose yang sangat cepat, tidak sampai 5 menit.

“Karena alat ini sangat murah dan mudah. Tidak perlu diambil darah atau swab, tapi cukup dengan hembusan napas,” kata Bambang.
Diketahui, GeNose C19 adalah alat screening cepat untuk mendeteksi Covid-19 yang dikembangkan oleh UGM. Alat ini hanya mendeteksi seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak hanya dengan hembusan napas. Sensitifitasnya untuk mendeteksi Covid-19 mencapai 92%, dan spesifikasinya lebih tinggi 95%.

Caranya dengan menghirup nafas dua kali, kemudian diembuskan melalui pipa kantong plastik khusus. Pipa itu kemudian dipasang ke lubang di GeNose. Berjalanlah proses screening yang bisa dilihat di layar monitor. Hasilnya keluar dalam 50 detik, negatif atau positif Covid-19.

Muhadjir mempraktikan sendiri cara deteksi dengan GeNose C19 dan terkesan dengan prosesnya yang sangat cepat. Muhadjir mengatakan, karya-karya insan akademis ini dapat menjadi semangat yang memicu anak bangsa untuk menciptakan inovasi dan pengabdian untuk bangsa Indonesia. Muhadjir memberikan apresiasi kepada Menristek yang sudah mengoordinasikan dan memfasilitasi produk-produk inovasi karya anak bangsa.

Dia juga berharap Kemristek dapat menghubungkan produk inovasi ini dengan industri agar dapat di produksi secara masif, dengan biaya yang murah terjangkau, dan tingkat akurasi yang bisa diandalkan.

“Kita sangat memerlukan ketersediaan alat rapid test guna memutus mata rantai penyebaran, terlebih saat terjadi peningkatan kasus akhir-akhir ini,” kata Muhadjir. (Red/*)
Sumber: Beritasatu.com

Komentar

Realita Lampung