oleh

Melestarikan Budaya, DPKK Tanggamus Buat Video Tari Piring 12

Realita Lampung – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tanggamus Konsisten Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

Tari piring dua belas ini berasal dari Skala Bekhak dan merupakan tari tradisional yang erat kaitannya dengan gawi adat masyarakat Lampung yang beradat saibatin.

Tarian ini bermakna tarian sang ratu yang digunakan ketika menyambut para Ulu Balak yang pulang dari medan Perang. Ratu kemudian menyuguhkan tarian kepada Ulu Balak (Hulu Balang) untuk menunjukkan rasa gembira seperti tarian adat Lampung Pesisir.

Diperkirakan tarian ini sudah tercipta sebelum Islam masuk ke Indonesia. Makna dari 12 piring tersebut dalam tarian ini ialah Marga Benawang yang mempunyai 12 Bandar. Tari piring dua belas ini mempunyai dua makna dalam warna busana yang ditarikan yang membedakan antara keluarga kerajaan dan juga masyarakat biasa.

Untuk warna kuning dipakai pada sisi kanan melambangkan keluarga kerajaan, seperti pangeran dan juga putri. Kemudian warna selanjutnya yaitu putih yang dipakai pada sisi kiri melambangkan masyarakat ataupun pemegang adat.

Properti piring yang digunakan mempunyai makna seperti yang dibawa oleh ratu maupun putri melambangkan segala sesuatu didunia ini pasti ada dua, contoh senang dan sedih, kalah dan menang dan lain-lain. Untuk penggunaan tari piring 12 ini saat ini banyak dipergunakan oleh laki-laki dan juga gadis yang sedang melaksanakan resepsi pernikahan.

Tari Piring12 (Khua Belas) memiliki motif gerakan yang sedikit, motif tersebut dilakukan secara berulang-ulang. Motif tersebut berisi nasehat-nasehat, adapun nama beserta makna dari keenam motif gerak tersebut menurut buku Gerak Dasar Takhi Lampung adalah :

Sembah, Ngakakelap, Ngakhilok, Sebatang, Nokokh, Laga Puyuh. Kabupaten Tanggamus memiliki sebagian besar wilayah yang berada dekat pantai atau pesisir dan didiami oleh masyarakat beradat saibatin.

Menurut tradisi lisan, dahulu Kabupaten Tanggamus terdapat suatu kerajaan yang benama Kerajaan Benawang.
Alasan Tari ini di sebut Pikhing 12 (khua belas) karena dulunya Marga Paksi Benawang memiliki 12, khua belas Bandar atau marga yang masing-masing marga memiliki hulu balang dan prajurit sendiri. Adapun 12 (Khua Belas) Bandar tersebut adalah :

  1. Bandar Raja Basa
  2. Bandar Sanggi
  3. Bandar Ngarip
  4. Bandar Talagening
  5. Bandar Maja
  6. Bandar Muaras
  7. Bandar Kelungu
  8. Bandar Buai Nyata
  9. Bandar Baturugak
  10. Bandar Limau
  11. Bandar Putih dan Pertiwi
  12. Bandar Kelumbayan

Dua Pikhing yang dibawa dikedua tangan diinterprestasikan bawa dalam segala sesuatu itu ada dua, ada menang ada kalah, ada sedih ada senag, dan lain-lain. Takhi ini juga menggambarkan betapa terampil dan cerianya putri-putri Lampung membawa, menyusun, dan membenahi piring. Isi dari gerakan-gerakan takhi pikhing 12 juga mengandung nasehat-nasehat untuk para hulu balang atau panglima perang.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tanggamus yang konsisten melestarikan seni budaya WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) dan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Lampung dan Siger TV.

Dibuatnya Giat Lestari Budaya “Warisan Budaya Tanpa Benda” ini bertujuan untuk tetap melestarikan warisan budaya leluhur tanah Lampung terutama Budaya Lampung Pesisir.

Dalam kesempatan ini saat pengambilan video Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tanggamus, Hj Retno Noviana Damayanti menyampaikan.

Pembuatan video ini merupan salah satu data pendukung untuk kita laporkan ke Kementrian Pendididkan dan Kebudayaan supaya WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) Takhi Pikhing KhuaBelas (Tari Piring 12) ini di akui sebagai seni budaya yang berasal dari Kabupaten Tanggamus, jelas Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tanggamus.

Kembali Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tanggamus berpesan untuk masyarakat Tanggamus untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya adat masyarakat Lampung.

“Kita di bantu dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Lampung dan bekerja sama dengan Siger TV, semoga maksud dan tujuan dari pembuatan klip video ini untuk memperkenalkan dan melestarikan seni budaya dalam bentuk tarian sehingga bukan masyarakat tanggamus mau pun lampung saja tapi bisa terinformasikan sampai ke mancanegara sehingga bisa menjadi salah satu daya tarik orang-orang untuk berkunjung ke Kabupaten Tanggamus. Bukan saja destinasi wisata yang akan kita perkenalkan ke masyarakat luas tapi unsur-unsur budaya juga akan kita perkenalakan,” tutup Hj Retno Noviana Damayanti. (A Sukri)

Komentar

Realita Lampung