oleh

Proyek 97, 8 Miliar Kementerian PUPR Dinilai Amburadul

  • Proyek 97, 8 Milyar Kementerian PUPR Dinilai Amburadul
  • Bagian Kedua

Tulang Bawang – Proyek irigasi verol di Kampung Wono Agung, Kecamatan Rawajitu Selatan, Kabupaten Tulang Bawang diprotes warga. Karena irigasi itu dibangun ditengah jalan pemukiman penduduk, dan terlihat sejumlah kerusakan.

Sejumlah warga meragukan proyek irigasi verol senilai 97.800.000.000 rupiah di Kampung Wono Agung, Kecamatan Rawajitu Selatan, Kabupaten Tulang Bawang itu dapat bertahan untuk jangka waktu lama. Karena sakarang saja sudah terdapat kerusakan di sejumlah titik. Warga lainnya mengeluhkan irigasi verol itu, karena dibangun ditengah jalan pemukiman penduduk.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, proyek irigasi verol di Kampung Wono Agung dengan nilai cukup besar tersebut dananya bersumber dari pinjaman Bank Pembanguan Asia atau IAF Tahun 2021-2022. Kontraktor Pelaksana proyek adalah PT. Indo Bangun Group.

Pembangunan ruas irigasi verol yang ditengah jalan pemukiman pendudukan dikeluhkan para warga. Markuat (50), warga RT.05/RK.A2, Kampung Wono Agung salah satunya. Dia juga menilai bangunan tidak sesuai dengan standar. Karena terdapat sejumlah keretakan di beberapa titik.

Menurut Markuat, sebelumnya lalu lintas kendaraan sudah mulai ramai. Jalan itu sudah ditimbun tanah merah, kemudian diminta untuk membangun irigasi verol. Akhirnya jalan menjadi rusak dan mobil tidak bisa masuk karena terhalang irigasi verol yang berada ditengah jalan.

“Kalau musim hujan jalan becek semua ini. Karena tidak ada pembuangan. Sudah tertutup semua siringnya” ujarnya.

Diungkapkan Markuat, sebelum pembangunan irigasi verol memang diminta persetujuan dari warga. Dulu warga dijanjikan akan dibangun drainase, dan jalan akan diperbaiki. Awalnya irigasi verol disebut akan dibangun diatas drainase. Tetapi akhirnya dibangun ditengah jalan.

Posisi irigasi verol yang berada ditengah jalan mempersulit warga untuk membawa hasil pertaniannya. Karena harus mengangkut menggunakan motor atau angkong. Markuat juga menilai fisik bangunan irigasi verol tidak sesuai standar. Karena belum digunakan saja sudah rusak diberbagai tempat.

Sumariyo, warga lainnya juga mengeluh bangunan irigasi verol yang berada ditengah jalan. Karena mengganggu lalu lintas warga. Menurut Sumariyo, sebelum pembangunan irigasi verol tidak melalui musyawarah seluruh warga.

Dia mengatakan, tidak mempersoalkan pembangunan irigasi verol. Tetapi bukan dibangun ditengah jalan. Dia memilih diam saat pembangunan irigasi verol tersebut. Karena tidak mau disebut menghalangi pembangunan.

Beton irigasi verol itu dinilai warga kualitasnya kurang baik. Karena terlihat banyak kerusakan di sambungan beton yang pecah. Menurut Suprihatin, warga RT.6, Kampung Wono Agung, proyek irigasi itu tidak maksimal. Dia mengamati saluran irigasi itu banyak yang sudah retak-retak, terutama yang berada dikawasan persawahan.

“Ya, sudah terlanjur kayak gini. Engga setujulah kayak gini. Banyak aslinya warga yang enggak setuju (proyek irigasi) ini. Dilihat aja enggak berfungsi dengan baik,” tandasnya.

Warga RT.5/RK.6, Kampung Wono Agung, Kasirin, kecewa dengan bangunan irigasi yang tidak sempurna. Dia memprediksi usia saluran irigasi verol tersebut tidak lama. Karena banyak tambalan yang tidak rapat dan retak.

Menurut Kasirin, dia menemukan sejumlah keretakan di beton irigasi verol tersebut. Setiap kali dia menuju kesawahnya, Kasirin melihat sejumlah tambalan dan retak dibeberapa sisi beton irigasi verol itu.

“Saya gak menjamin (irigasi verol) itu akan lama,” tandasnya.

Senada dengan Kasirin, Paijo Kurniawan, warga RT. 02, mengaku melihat banyak terdapat pecah-pecah di beberapa sisi beton irigasi verol. Dia meragukan irigasi itu akan bertahan lama.

“Itu ya kira-kira apa kuat?” ujarnya setengah bertanya.

Paijo berharap bangunan irigasi verol itu dibangun sebaik mungkin, karena bangunan itu untuk jangka panjang.

Untuk membuktikan pernyataan warga bahwa beton irigasi verol terdapat sejumlah kerusakan, RealitaLampung.com melakukan pemantauan dilokasi bangunan irigasi verol. Ternyata ditemukan sejumlah sambungan beton yang tidak rapi.

Dibeberapa sisi, ada beton yang rapuh hingga terlihat kawat tipis didalamnya. Selain itu juga terdapat lobang yang cukup menganga. Hanya sentuhan jari, dinding beton itu dengan mudah terkelupas. Terlihat juga dinding beton tidak terlalu tebal.

Sementara itu, Rizky, staff perusahaan PT. Indo Bangun Group yang merupakan kontraktor pelaksana proyek mengatakan, pekerjaan yang dilakukan mereka sudah sesuai spesifikasi. Dan ketebalan beton sudah sesuai dengan RAB nya. (Willy Dirgantara/Rudianto)

Sebelumnya : Proyek 97,8 Miliar Kementerian PUPR Dinilai Amburadul (Bagian I)

Komentar

Realita Lampung