LAMPUNG UTARA – Melirik upaya warga mengevakuasi seorang lansia menghindari bencana banjir yang terjadi pada Kamis 9 Maret 2023 lalu.
Sebelumnya, hujan deras dengan intensitas tinggi terjadi sejak Rabu 8 Maret 2023 siang, khususnya diwilayah Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung, pada harian itu masyarakat masih bisa dibilang aman dan nyaman-nyaman karena mengira turunnya curah hujan yang terjadi itu seperti biasanya.
Namun ketika malam harinya, intensitas hujan yang terus saja mengguyur di wilayah Lampung itu mulai mebinbulkan kewaspadaan bagi warga yang keberadaan tempat tinggalnya di daerah dataran rendah.
Seperti halnya yang dirasakan keluarga ibu Ani bersama anak-anak dan tetangganya. Ibu Ani yang dikenal dan akrab dipanggil Teh Ani ini tinggal di RT 03, Kelurahan Cempedak, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
Dia tinggal bersama anaknya dan sudah lebih dari dua tahun menjadi penjaga rumah ketika anaknya melakukan aktifitas mencari nafkah sebagai pekerja serabutan untuk kebutuhan hidup mereka.
Ibu Ani merupakan salah seorang lansia dan saat ini dia menderita sakit struk, namun luput dari perhatian pemerintah.
Menurut Ketua RT 03 Kelurahan Cempedak, Juned pada Minggu 12 Maret 2023, yang menuturkan, pada saat banjir terjadi dan melanda di daerah tersebut, bersama warga mereka bergotong royong mengevaluasi ibu Ani ketempat aman atau tempat pengungsian.
Evakuasi terhadap ibu Ani lumayan dirasakan sulit karena tempat tinggal lansia tersebut merupakan daerah padat penduduk. Warga bersama-sama mengotong ibu Ani melalui gang sempit, karena pada saat itu luapan air sudah mulai naik dan terlihat pada bekas banjir di daerah itu ketinggiannya lebih dari 1,5 meter.
Pasca terjadinya bencana banjir itu, ibu Ani bersama anaknya menyampaikan permintaan untuk bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Tolong pak, bantu ibu saya bisa ada kursi roda, tolong sampaikan dengan pemerintah,” ujar anak ibu Ani kepada sejumlah awak media pada, Minggu (12/3/2023).
Anak ibu Ani menuturkan, permintaannya itu dia sampaikan dengan penuh pengharapan pemerintah bisa memberikan pertolongan dan memfasilitasi ibunya yang tengah sakit dan mendapatkan bantuan kursi roda.
“Tolong ya pak, saya minta tolong ini karena enggak bisa beli, saya cuma kerja jadi tukang cuci,” ucap anak Ibu Ani dengan nada lirihnya.
Menurut keterangan salah seorang tetangga ibu Ani, kondisi keluarga tersebut memang di bawah standar, mereka tinggal di rumah berukuran kecil dan anaknya hanyalah pekerja serabutan.
“Sudah lama sakit struk kalau teh Ani itu, tapi ya itu luput dari perhatian,” kata Arif.
Di Tahun 2023 ini, Pemerintah telah meluncurkan berbagai program termasuk untuk membantu lansia, diantaranya ada 3 jenis bansos akan disalurkan Pemerintah Pusat di tahun ini.
Diantaranya seperti program Lansia PKH, lansia telah mengambil porsi sejak Tahun 2016 lalu, komponennya dalam satu KK terdapat satu lansia umur 70 tahun.
Lalu lansia BPNT, sebenarnya lansia yang mendapatkan bantuan ini tidak berbeda jauh dari lansia yang mendapatkan bantuan PKH. Hal yang membedakan terletak pada jenis bantuannya saja. Lansia yang masuk ke jenis bansos ini hanya mendapatkan sembako senilai Rp200.000 perbulan dalam bentu uang yang bisa dicairkan melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Kemudian program Permakan Lansia, bantuan ini baru diluncurkan. Dimana lansia yang terdata sebagai penerima harus memenuhi syarat terlebih dahulu, sebelum divalidasi oleh petugas sosial.
Nah, untuk lansia bernama Ani ini bagaimana. (SR)
Komentar