oleh

EDITORIAL: Wahai Kawan! Kami Adalah Mitra, Bukan Lawan

Beberapa waktu lalu saya berbincang dengan seorang teman yang juga seorang jurnalis. Dia menceritakan pengalamannya saat berkujung ke salah satu Kampung di sebuah Kecamatan, di Kabupaten Lampung Tengah. Menurut teman itu, dia datang ke Kampung tersebut hendak konfirmasi sebuah temuan terkait pemberitaan kepada kepala kampung setempat.

Ternyata saat tiba di kantor kepala kampung, staf kampung mengatakan kepala kampung tidak ada di kantor. Teman itu tidak serta merta percaya karena kendaraan milik kepala kampung terparkir di halaman kantor.

Ketika dia izin ke toilet, ternyata sang kepala kampung ada didalam toilet. Dia bersembunyi karena menghindari media yang hendak menemuinya. Suasana seketika canggung menyadari kepala kampung itu terlihat salah tingkah.

Ada fenomena sebagian pejabat dari kepala kampung sampai kepala dinas seakan-akan menghindari wartawan. Padahal belum tentu wartawan itu mem¬bawa petaka bagi pejabat itu.

Media adalah lembaga pers yang dilindungi oleh Undang-udang Pokok Pers nomor 40 Tahun 1999. Pers merupakan salah satu dari 4 pilar demokrasi yakni, Eksekutif, Legislatif, Yudikatif dan terakhir lembaga pers. Media adalah mitra, dalam cakupan yang luas.

Sebagai mitra, pers punya peran yang strategis untuk menyebarkan informasi yang berimbang. Mitra dalam bahasa lain adalah teman. Teman memang tidak selalu menyenangkan, kadang pula ada yang kurang menyenangkan.

Sebagai teman, pers bisa saja mengkritik sebuah kebijakan. Tentu bukan bermaksud menjatuhkan martabat dan nama baik seseorang. Kritik juga harus bersifat membangun, disampaikan dengan berimbang dan tidak tendesius. Dengan menawarkan alternatif dalam perspektif keadilan dan kemasyarakatan.

Selain kritik, pers juga dapat mengangkat nama baik seseorang atau lembaga. Mustahil seseorang bisa dikenal luas tapi pemberitaan media.Begitu pentingnya peran media, terkadang masih ada yang kurang menyadarinya.

Media hadir untuk menjadi saksi mata masyarakat. Pemberitaan tidak selalu buruk bagi narasumber. Banyak juga pemberitaan yang membawa dampak baik. Semua kembali kepada pihak yang menyikapinya.

Sekarang bukan waktunya mem¬posisikan pers sebagai momok yang harus dihindari. Tetapi jadikan media sebagai mitra atau teman. Tentu teman yang baik tidak ingin temannya yang lain tersesat, atau membiarkan melakukan perbuatan yang merugikan rakyat atau negara. Karena pers wajib berpihak kepada keadilan. Jadi sangat tidak relevan menganggap media sebagai lawan.

Mulai sekarang, jauhi sikap permusuhan. Mari kita bermitra, teman…!

Komentar

Realita Lampung