Istilah Sepatu Kaca

Realitalampung.com – Semua pasti mengalami yang namanya kisah kasih di sekolah, kisah ini pasti akan menjadi salah satu kenangan indah dalam perjalanan kehidupan kita.

Melanjutkan cerita sebelumnya, selain dari upaya dan kerja keras untuk menyelesaikan tugasnya sebagai pelajar, si anak kampung tinggal di kota juga memiliki julukan si sepatu kaca dan sampai mendapatkan pengakuan sebagai pacar dari teman sekolahnya.

Cerita kali ini bercampur aduk karena ada sedih dan ada juga senangnya. Sekilas tentang perjalanannya, meski dalam kondisi keterbatasan namun karena semangat untuk tetap mengikuti pembelajaran dia tidak pernah menghiraukan apapun istilah orang-orang, apa lagi sampai minder alias rendah diri dari orang-orang lain.

Bahkan rasa PD alias percaya diri itu yang ada padanya saat itu, sehingga dia mampu menarik simpati dari teman-temannya baik dengan teman satu sekolah maupun temannya yang ada di sekolahan lain.

Pada masa itu, karena kondisi jamannya belum secanggih masa saat ini jadi ya begitu.. tapi tidak semua siswa itu nakal dan tidak semua juga anak berandalan, karena buktinya dulu teman-temannya disekolah itu yang terlihat nakal saat ini ada yang sudah bekerja di bidang hukum dan bahkan ada yang diangkatan.

Maaf sobat, penulis tidak menuliskan secara detail dimana teman-temannya berdinas, tapi pastinya teman-teman sekolahnya semasa itu pasti memiliki kesan dan mengetahui siapa dia dan itu hanya temannya yang mengetahuinya secara persis.

Cerita si anak kampung tinggal di kota juga mendapatkan julukan si sepatu kaca karena sepatu yang dia pakai saat sekolah dulu itu memang seperti kaca alias mengkilap, ya karena dia memakai sepatu pantofel, selain itu dia jugakan tukang semir. Alasan lain karena sepatu yang dia pakai itu awet jadi tidak mesti beli setiap naikan kelas.

Terus dia juga mendapatkan pengakuan menjadi pacar dari teman perempuannya semasa sekolah lantaran dia dianggap bisa menjadi teman dan sekaligus pelindung bagi teman-teman perempuannya terlebih ketika akan pulang dari sekolah, maklumlah semasa itu jamannya lumayan jahil.

“Kalau teman-temannya nanya, kita sudah jadian, ya-in ya,” ungkapan dari salah seorang teman perempuannya.

Dalam kisah ini, dia juga tidak dianggap sebagai playboy karena teman perempuannya mengetahui bahwa dia banyak teman perempuan, tapi tidak bermain hati. Meski tersyirat saat itu ada diantara teman-temannya yang benar-benar dia sukai namun dia takut mengungkapkan karena kakak taman sekolahnya itu juga temannya bahkan satu kelas dengannya.

Jadi kedip-kedipan mata itu menjadi isyarat utama jika mereka ingin pergi ke kantin sekedar belanja bareng. Hal itu dilakukan karena kakak teman perempuannya memang salah satu teman akrab si anak kampung.

Sepulang sekolah seperti biasa rutunitasnya untuk mencari rejeki tetap dijalankan dan dia tidak malu-malu meski bertemu dengan guru, teman bahkan pacarnya ketika tengah menjajakan asongan atau jualannya.

Suatu ketika kalimat kata suka itu terlontarkan juga, tapi kalimat itu ibarat dayung bersambut alhasil kedekatan itu berjalan sampai mereka menyelesaikan pendidikannya. Tapi setelah itu kisah kasih di sekolah mereka terpisahkan karena mereka tidak pernah lagi bertemu dan mereka melanjutkan pendidikan lanjutan masing-masing.

Pernah satu tempo pertemuan dengan teman sekolah kala itu secara simple dan PD-nya enggak ilang-ilang sehingga disebutkan, “Ingat saya? Sepatu kaca, temannya lantas tersenyum lalu mereka tertawa bersama. Sebegitu kenangan itu melekat dan percaya diri yang tinggi membuat persahabatan itu terus terjalin sampai saat ini. (*)

Sebelumnya : Perjuangan Anak Desa Tinggal di Kota

Komentar