Lampung Tengah – Persoalan ijazah seorang alumni SMK Negeri 3 Terbanggi Besar yang sempat ditahan oleh pihak sekolah, belum terjadi kata mufakat. Jika hal ini berlarut, SMK Negeri 3 Terbanggi Besar akan dilaporkan kepada Gubernur dan DPRD Provinsi Lampung.
Dikatakan Yeni, orang tua dari Valentino yang merupakan alumni SMK Negeri 3 Terbanggi Besar yang ijazahnya sempat ditahan oleh pihak sekolah, meminta agar SMK Negeri 3 Terbanggi Besar menyerahkan ijazah asli berikut buku raport dan foto copy ijazah yang sudah dilegalisir.
Sementara SMK Negeri 3 memberikan hanya selembar ijazah asli tanpa raport dan foto copy ijazah yang sudah dilegalisir. Ijazah tersebut diantarkan oleh seorang utusan SMK Negeri 3 Terbanggi Besar, Jum’at (30/09/2022).
Menurut Yeni, seharusnya pihak sekolah juga memberikan foto copy ijazah berikut buku raport milik anaknya, valentino. Dia berharap SMK Negeri 3 Terbanggi Besar menyerahkan ijazah asli, buku raport, berikut fotocopy ijazah yang sudah dilegalisir.
Sementara itu, mantan Kepala Kampung Poncowati periode Tahun 2016-2022 Gunawan Pakpahan mengatakan, seharusnya SMK Negeri 3 tidak hanya memberikan selembar ijazah asli. Tetapi termasuk buku raport, berikut fotocopy ijazah yang sudah dilegalisir.
“Kalau hanya seperti ini ya belum memenuhi syarat. Karena raport, (fotocopy ijazah) legalisir, tidak hanya ijazah seperti ini belum terpenuhi,” tegasnya, saat ditemui dikediamannya, Jum’at (30/09)
Menurut Gunawan, itikad baik SMK Negeri 3 Terbanggi Besar belum sepenuhnya. Seharusnya juga yang pihak sekolah yang menyerahkan ijazah, atau bisa melalui Komite sekolah. Sedangkan selembar ijazah asli diserahkan oleh seseorang yang tidak terkait langsung dengan sekolah.
“Yang menyerahkan ijazah ini bukan pihak sekolah. Seharusnya yang menyerahkan adalah pihak sekolah,” jelasnya.
Gunawah berharap, permasalahan ijazah ini jangan berlarut-larut. Dia meyakinkan, jika persoalan ini berlarut-larut, dia akan melaporkan persoalan ini kepada Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Lampung, Kepada Gubernur Lampung, hingga ke DPRD Provinsi Lampung.
“Kami akan menyampaikan keluhan ijazah yang ditahan pihak sekolah, terutama yang ada di SMK Negeri 3 Terbanggi Besar,” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan, persoalan ini bermula dari ditahannya ijazah valentino, tamatan SMK Negeri 3 Terbanggi Besar yang lulus ditahun 2022. Pihak SMK Negeri 3 Terbanggi Besar bersikeras, agar orang tua Valentino melunasi kekurangan uang Komite sebesar 7,5 juta rupiah.
Yeni, orang tua valentino mengatakan, dia tidak mampu melunasi uang komite tersebut karena kondisi ekonominya yang sangat minim. Ibu dari 4 orang anak ini bekerja serabutan, dan tinggal menumpang dirumah orang tuanya.
Diungkapkan Yeni, dia sebelumnya memohon dispensasi biaya Komite kepada pihak SMK Negeri 3 Terbanggi Besar, karena ekonominya yang benar-benar tidak mampu melunasi uang komite. Tetapi pihak sekolah tidak mengabulkan permohanan Yeni, meskipun dia sudah membawa surat keterangan tidak mampu dari Pemerintah Kampung Poncowati.
Bahkan salah seorang staf di SMK Negeri 3 Terbanggi Besar mengatakan, bahwa surat keterangan tidak mampu dari Pemerintah Kampung Poncowati tidak berlaku.
Yeni merupakan orang tua tunggal yang terdaftar sebagai penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Dia sudah lama bercerai, dan menanggung hidup ke empat orang anaknya sendirian. Karena minimnya kondisi ekonomi keluarga, valentino bekerja serabutan untuk membantu kehidupan keluarganya. Mulai dari bekerja sebagai buruh bangunan hingga buruh tani diladang milik orang lain.
Kondisi ekonomi keluarga Yeni yang sangat memprihatinkan diakui oleh sejumlah tetangganya. Bahkan saat menceritakan sekilas tentang kehidupan keluarga Yeni, seorang tetangganya sempat berlinang air mata.
Siti Rohana, warga RT.11 Dusun A2 Kampung Poncowati ini mengatakan, dia sangat mengenal Yeni karena pernah menempati rumah miliknya.
Dikatakan Siti Rohana, Yeni selama ini hidup dibantu oleh anaknya Valen yang bekerja serabutan. Yeni sendiri tidak mempunyai pekerjaan. Valen bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup ibu dan kedua adiknya yang masih kecil.
“Kasihan juga anaknya 3 ya Valen itu yang kasih makan,” ujarnya sembari berlinang air mata.
Tetangga lainnya, Leni mengungkapkan, kehidupan Yeni sangat sulit. Karena Yeni seorang janda yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. Suaminya sudah lama pergi meninggalkan Yeni dan anak-anaknya dan tidak memberikan nafkah. “Emang benar-benar susah Yeni itu,” jelasnya. (Willy Dirgantara/Lukman)
Sebelumnya : Tidak Mampu Membayar Uang Komite, Ijazah Ditahan Pihak Sekolah
Komentar