Terjungkir Becak Raih Ijasah

Realitalampung.com – Kenangan indah dipenghujung sekolah, baju lusuh badan bermandikan keringat terciptanya senyum merekah dari raut wajah keriput yang penuh jasa.

Dahulu sekilas terbersit dalam benak dan perasaan setelah lulus sekolah semua sudah berakhir tapi nyatanya itu merupakan langkah awal dalam menapaki kehidupan.

Perjuangan anak kampung tinggal di kota kali ini menceritakan upayanya untuk meraih ijasah dengan berjuang dari mencuci mobil sampai menggowes becak hingga ke kota besar.

Hari berganti bulan dan sampai di tahun berikutnya sehingga waktu mulai memasuki masa akhir sekolah. Pada masa-masa itu setelah mendapatkan informasi dari dewan gurunya mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian.

Saat itu sekitar dua bulan sebelum memasuki masa ujian akhir sekolah dia mulai kasak kusuk karena urusan administrasi. Sebagai anak, dia tetap mengedepankan sang ibunyacsehingga dia pulang ke kampung dan memohon doa restu dari sang ibu.

Setelah menceritakan apa yang akan dihadapinya dia berpamitan kepada sang ibu untuk kembali mengikuti aktifitas di sekolahnya. Namun ada kebohongan yang diselimuti pada kepulangannya kali ini. Karena dia berusaha untuk tetap mengikuti aktifitas di sekolahnya tapi tidak secara full karena dia akan lebih fokus ke pekerjaan untuk biaya sekolah.

Pada saat itu sepulang dari kerja di salah satu pencucian mobil di kota tempatnya tinggal dia duduk di atas becak dan tidak lama ada seorang penumpang minta antar, dia bingung karena si pemilik becak tidak ada di sekitar becak tersebut sehingga dia memberanikan diri untuk mengayuh becak itu dan setelah dia kembali sibpemilik becak tersenyum kepadanya.

Tidak ingin dimarah, lantas dia memberikan upah dari tarikan becak itu ke si pemilik becak, tapi uang itu dikembalikan kepadanya. “Untuk kamu aja, buat tambahan jajan sekolah kamu,” lalu dia kembali menerima uang itu sembari duduk disamping pemilik becak itu dan dia bertanya apakah dia bisa narik becaknya lagi besok, bisa dijawab pemilik becak tersebut.

Bermula dari nyerep besak itulah dia mulai memberanikan diri dengan menyewa becak untuk mendapatkan rejeki guna menyelesaikan masalahnya.

Sampai disuatu ketika ada seorang penumpang yang bobotnya lumayan dan sebelum sampai di rumah penumpangnya karena kehilangan kendali atau karena berat di bagian depan sehingga becak itu terjungkir menutupi penumpangnya. Maklum yang bawa becaknya badannya masih kecil.

Tidak terasa hingga sang waktu menyisakan dua minggu lagi untuk ujian nasional itu akan di mulai tapi masalahnya belum terselesaikan dan uang hasil kerja kerasnya belum juga tercukupi.

Sehingga semua resiko telah siap dihadapi karena dia terpaksa bolos dan meninggalkan pembelajaran dan dia memutuskan untuk mengadu nasib dengan mengayuh becak di kota lain tapi di ibu kota yang ada di provinsi tempatnya tinggal. Alhamdulillah semua atas ridho-Nya untuk penyelesaian masalah administrasi dapat terselesaikan.

Alhasil liburan akhir sekolah sampai dan dia kembali ke kampung bersama sang ibu. Kemudian setelah itu sampai waktunya pengumuman dan dia dinyatakan lulus dan menerima ijasah.

Rasa bangga atas peraihan itu disampaikan kepada sang ibu dan mendapatkan kabar baik itu juga senyum indah terpancar dari wajah keriput sang ibu sehingga baju lusuh yang belum sempat dicucinya ketika mengowes becak keluar dari tas menjadi tempat tumpahan air mata bahagia. (*)

Sebelumnya : Istilah Sepatu Kaca

Komentar