oleh

Raup 9,6 Juta Sebulan Dari Budidaya Cacing Rubellus

Lampung Tengah – Cacing bagi sebagian orang dianggap sebagai hewan yang menjijikkan. Tetapi ada varian cacing Rubellus memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dengan perawatan yang mudah, biaya rendah, dan nyaris tanpa resiko.

Gunadi, warga Dusun I, Kampung Side Kerto, Kecamatan Bumi Ratu Nuban menuturkan, budidaya cacing Rubellus sangat menjanjikan. Dengan investasi yang tidak terlalu besar, hasil yang didapatkan cukup besar dalam waktu singkat. Bahkan dapat kembali modal dalam tempo hanya 2 bulan saja.

Dia menjelaskan, cacing Rubellus mempunyai pangsa pasar yang luas. Selain dipasar domestik sebagai bahan baku farmasi, cacing Rubellus diekspor ke negara Prancis. Budidaya cacing Rubellus dengan sistem kemitraan. Setiap hasil panen ditampung oleh ketua plasma.

Menurut Gunadi, nilai jual cacing Rubellus stabil karena langsung ditampung oleh ketua plasma. Besarnya permintaan dari dalam dan luar negeri, membuat nilai jual cacing Rubellus tidak naik turun. Pola kemitraan budidaya cacing memudahkan untuk pembinaan, mencari bibit, saat panen yang bergotong royong dan saat menjual hasil panen.

Gunadi mengakui dirinya baru sebulan ini budidaya cacing Rubellus. Dengan total modal sebesar 16 juta rupiah, hanya tempo 27 hari dia berhasil meraup sebesar 9,6 juta rupiah. Dengan asumsi hasil panen di bulan kedua dengan nilai yang sama, diperkirakan modal yang dikeluarkan sudah kembali. Bahkan mendapat profit yang pertama.

“Usaha apa yang bisa dapat untung dalam sebulan sebesar 9,6 juta hanya dengan dirumah saja? Padahal hanya dengan modal awal 16 jutaan,” tadas Gunadi.

Modal sebesar 16 juta rupiah dipergunakan untuk membeli bibit cacing berikut 200 kotak kayu sebagai media budidaya. Dalam setiap kotak berisi tanah terdapat 5 generasi. Yakni telur cacing, cacing bayi, cacing anak-anak, cacing remaja, dan cacing dewasa (babon).

“Sementara itu kan berkembang semua. Telur menetas, yang babon bertelur, siklus itu berlanjut terus,” ujar Gunadi, saat ditemui di kediamannya, Sabtu (29/01/2022).

Dalam membudidaya cacing Rubellus menurut Gunadi sangat mudah. Hanya dengan memberikan pakan 2 hari sekali. Pakan cacing utamanya adalah kotoran sapi. Tapi sapi yang tidak mengkonsumsi rumput melainkan mengkonsumsi onggok, ampas tahu, kulit nanas dan dedak.

Kotoran sapi didapat dari sejumlah peternak sapi besar. Harga pakan cacing hanya 650.000 rupiah untuk 200 kotak cacing yang dia kelola. Pakan tersebut cukup untuk persediaan selama 1 bulan atau untuk sekali panen. Besarnya biaya pakan tergantung dengan banyaknya kotak cacing yang dibudidaya.

Ketika tiba masa panen sekitar 1 bulan, cacing yang dibudidaya dalam 200 kotak tidak seluruhnya dijual kepada plasma. Setengahnya kembali menjadi bibit budidaya untuk bulan berikutnya. Dengan demikian peternak cacing tidak mencari bibit baru. Melainkan membudidaya sebagian cacing yang sudah ada.

Begitu mudahnya budidaya cacing Rubellus yang sangat menjanjikan, membuat Gunadi memfungsikan rumah tinggalnya sebagai lahan budidaya. Rumah yang memilki 2 kamar tersebut dipenuhi 200 kotak cacing Rubellus yang disusun bertingkat. Kotak cacing tersebut hanya berukuran 50 cm x 100 cm.

Gunadi menambahkan, sekarang ini sudah terdapat 60 orang peternak cacing di kelompoknya. Jumlah itu akan terus meningkat seiring dengan semakin banyak orang yang tahu prospek budidaya cacing Rubellus yang menggiurkan. Bagi masyarakat yang ingin membudidayakan cacing Rubellus, dia menyarankan untuk langsung menemui ketua plasma agar mendapat informasi terperinci.

“Kalau yang ada ingin tahu lebih lanjut bisa hubungi nomor WA +62 853 7777 8968. Nanti akan diantarkan menemui ketua plasma agar dapat informasi yang jelas,” pungkasnya. (Willy Dirgantara)

Perhitungan Modal Awal :
Bibit Cacing untuk 200 kotak Rp.12.000.000,-
200 Kotak kayu untuk Cacing @20.000 Rp. 4000.000,-
Pakan Kotoran Hewan Rp. 650.000,-
Total Modal Awal Rp.16.650.000,-

Hasil Bersih Panen 27 hari :
200 kotak Rp.9.600.000,-

Komentar

Realita Lampung