oleh

Jenis-jenis Penyakit Hati yang Dapat Hilangkan Pahala Setiap Muslim

Dalam ajaran Islam, penyakit hati diartikan sebagai salah satu sifat tercela yang dilarang oleh Allah SWT. Penyakit hati sangatlah bahaya, selain tidak menenangkan hati dan pikiran, juga dapat menghilangkan pahala kita.

Maksudnya adalah penyakit hati yang lebih kepada kerusakan pandangan dan keinginan seseorang terhadap realita atau kebenaran yang ada di hadapannya.

Rasulullah SAW bersabda.
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati,” (HR. Bukhari).

Selain dalam hadits di atas, penjelasan penyakit hati juga tercantum dalam firman Allah SWT yakni Surah At Taubah.

“Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam Keadaan kafir.” (QS. At Taubah: 125)

Dalam sebuah kisah, pada masa kecilnya Rasulullah mengalami peristiwa penyucian hati yang dilakukan oleh malaikat Jibril.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menyucikan hati untuk memperoleh budi pekerti yang mulia seperti yang terdapat pada diri Rasulullah.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut macam-macam penyakit hati yang wajib dihindari menurut agama islam,

  1. Takabur
    Takabur adalah sifat sombong. Dalam islam, sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain atau menganggap dirinya lah yang paling benar, yang lain salah.

Orang sombong juga merasa paling pintar dan paling tahu. Yang mengerikan adalah, betapa berat perkara sombong ini, hingga seseorang tidak dapat masuk surga selama ada kesombongan dalam hatinya meski sebesar biji sawi.

  1. Hasad
    Hasad atau iri dan dengki adalah perasaan tidak suka yang timbul pada hati seseorang apabila melihat atau mendengar kebahagiaan yang dirasakan orang lain.

Penyakit hasad ini harus segera dihilangkan karena segala yang diperoleh masing-masing orang sudah ditentukan kadar dan ukurannya oleh Allah SWT. Penyakit hasad dapat mengikis pahala amal saleh sebagaimana hadis berikut,

“Waspadalah terhadap hasud (iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana api memakan kayu”. (HR. Abu Dawud)

  1. Riya
    Riya adalah penyakit hati yang dilarang karena dapat menghilangkan pahala amal saleh yang dilakukan. Karena riya menghilangkan rasa tulus ikhlas beribadah dan beramal hanya untuk Allah dari dalam hati.

Orang yang memiliki penyakit riya ini hanya akan berbuat baik apabila dilihat oleh orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan sanjungan. Allah ta’ala berfirman dalam Quran surat Al Baqarah yang artinya,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al Baqarah: 264)

  1. Taqtir
    Taqtir artinya sifat kikir, yakni tidak mau mengeluarkan harta meskipun perkara wajib. Dalam Al-Quran, Allah menjelaskan:

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka.

Harta yang mereka bakhilkan akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 180)

Allah juga memperingatkan bagi mereka yang memiliki sifat kikir, makan akan mendapatkan kesulitan. Allah berfirman dalam Quran surat Al Lail,

“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar” (QS. Al Lail: 8-10)

  1. Sum’ah
    Sum’ah berasal dari kata sama’a yang artinya memperdengarkan. Jadi maksudnya, memperdengarkan orang lain mengenai amal baik kita. Trus apa ya bedanya dengan riya’?

Sedikit berbeda dengan sifat riya, sum’ah merupakan amal ibadah yang benar diniatkan dan dikerjakan karena Allah, tapi dibicarakan pada manusia.

Rasulullah SAW memperingatkan dalam haditsnya, “Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.” (HR. Bukhari)

Diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maksudnya adalah, diumumkan aib-aibnya di akhirat. Sedangkan dibalas dengan riya, artinya diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya.

Wallahua’alam

Sumber: tvonenews.com

Komentar

Realita Lampung